MOMEN UNTUK KEMBALI

Berbuat kesalahan adalah sifat dasar manusia. Rasulullah SAW sendiri pernah bersabda bahwa manusia memang merupakan makhluk yang sering berbuat kesalahan, dan yang paling baik dari mereka adalah manusia yang bertaubat atas segala kesalahannya.

Coba renungkan kata-kata indah dari Kahlil Gibran dalam Sang Nabi:

“Banyak diantara kalian sekedar manusia, dan banyak diantara kalian belum manusia. Kalian hanyalah makhluk kerdil tanpa bentuk yang berjalan dalam tidur di tengah kabut, sedang mencari kebangkitan dirinya.”

Pernyataan Khalil Gibran di atas merupakan sentilan terhadap hakekat kita sebenarnya sebagai manusia. Kita seringkali mengaku sebagai manusia, tapi perilaku kita tidak mencerminkan pengakuan itu. Terlampau banyak kesalahan dan kekhilafan yang kita perbuat. Bahkan, kita pun seringkali melampaui batas kesalahan itu sendiri, hingga kita tak lagi pantas disebut sebagai manusia.

Pada dasarnya apapun kesalahan ataupun dosa yang kita perbuat hanya akan melahirkan penderitaan. Kita dapat menyembunyikan kasalahan dari manusia, tapi tidak dari Allah SWT. Hal ini menimbulkan penderitaan dalam diri kita, merasa hina dan kotor dihadapan Allah, merasa dicampakkan oleh Allah. Terkadang perasaan seperti ini justru membuat semakin menjauh dari sisi-Nya..

Wahai sahabat…janganlah bersedih ketika tubuh ini telah banyak tertanam benih dosa. Ingatlah Allah Maha Luas Rahmatnya dan Dia akan selalu menerima taubat hambanya. Selalu ada waktu…selalu ada momen untuk kembali pada-Nya, sebesar apapun dosa yang pernah kita perbuat. Bahkan, kalaupun dosa kita memenuhi bumi dan menyentuh langit, Rahmat dan Ampunan Allah jauh lebih luas dari itu. Segeralah sucikan diri dan hati dengan kembali serta berserah pada-Nya. Optimislah dan berharaplah! Sebab Allah selalu setia membukakan pintu kasih saying bagi setiap hamba yang bertaubat dan mau kembali ke pangkuan-Nya.

Saudaraku…segeralah bertaubat dalam setiap momen kepasrahan. Bertaubatlah dengan taubat yang benar…taubat nasuha. Taubat yang diiringi pengakuan jujur atas segala kesalahan dan berjanji untuk tidak mengulanginya kembali. Berjanji untuk tidak lagi menggali lubang kemaksiatan, apalagi masuk jauh ke dalamnya.

Berat? Tentu saja! Tapi tidak, apabila kita menyadari betapa mulia dan damainya ketika kita berada dalam pelukan kasih dan sayang Allah. Seseorang pasti memilih membuang segala hal yang dapat mengganggu dirinya, yang dapat memisahkan raga dan jiwanya dari sisi Allah. Itulah sesungguhnya perniagaan yang sangat menguntungkan bagi setiap hamba. Menukarkan segala yang melekat pada diri hamba dengan nikmatnya kasih sayang Allah.

Allah SWT berfirman:

“Dan tetapkanlah untuk kami kebajikan di dunia ini dan di akhirat; sesungguhnya kami kembali (bertaubat) kepada Engkau. Allah berfirman: “Siksa-Ku akan Kutimpakan kepada siapa yang Aku kehendaki dan rahmat-Ku meliputi segala sesuatu. Maka akan Aku tetapkan rahmat-Ku untuk orang-orang yang bertakwa, yang menunaikan zakat dan orang-orang yang beriman kepada ayat-ayat Kami.” (QS. Al-A’raaf: 156)

Kembali kepada kepada Allah, memang membutuhkan keteguhan hati dan kesungguhan. Ada sebuah perjuangan besar untuk dapat kembali kepada Allah dan meraih rahmat dan ampunan-Nya. Hal ini tidak lantas menjadi batu karang penghalang kita untuk kembali pada-Nya. Justru tetaplah berusaha sembari terus berdo’a dan berharap kemudahan untuk meraih kasih sayang-Nya. Sesungguhnya, perjuangan ini terasa berat, kecuali bagi orang-orang yang berpikir dan menyadari manfaatnya.

Sahabatku, tunggu apalagi…sekarang juga, basuhlah tubuhmu dengan air wudhu. Tegakkan raga dan jiwamu ke hadapan Rabbmu. Berserahlah…bersujudlah dengan pengakuan akan segala dosa. Kembalilah pada-Nya dan Raihlah kasih sayang-Nya…

One response to this post.

  1. Posted by Rurin on Juni 24, 2010 at 2:10 pm

    Kita memang terlalu sering berputus asa terhadap Rahmat-Nya… Semoga ‘momen kembali’ itu segera ku raih… Do’a in pak ya…

    Balas

Tinggalkan komentar